38 komentar

goresan singkat

Kamis, 20 Maret 2014


Untukmu, yang mungkin telah melupakan aku
Surat ini khusus kualamatkan ke rumah hatimu, tempat yang pernah kukunjungi tapi tak pernah kutahu alamat detail dan daerah spesifiknya. Entah mengapa, saat menulis ini, aku ingat kali pertama pertemuan itu terjadi.
Aku ingat betul detail kalimat yang kauucapkan sehangat desah angin. Aku ingat ketika kita berada di jalanan kota yg sunyi tapi penuh akan kehangatan. Aku tak melupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara kita.
Dan... Aku selalu ingat bagaimana caramu dan caraku untuk menikmati detik yang berganti menjadi menit. Bagaimana usahaku dan usahamu untuk menghargai menit yang berganti menjadi jam. Nyatanya, aku belum benar-benar membuang semua tentangmu dari otakku. Kepada kamu, wanita berparas manis. 
Tertulis dengan sederhana untukmu, anak SMA kesayanganku.
Kamu adalah yang pertama. Pertama kali mengajariku rasanya berani, tak takut untuk menembus dinginnya malam untuk demi bertemu denganmu. Kamu adalah yang pertama. wanita yang pertama kali menjadi sebab rasa grogi dan canggungku, saat mata kita saling bertatapan. Kamu adalah yang pertama. Seorang wanita yang menyebabkan pipiku memerah karena tersipu malu ketika kau bisikan kata cinta kepadaku.
Kamu adalah yang pertama. wanita bermata indah yang aku kenalkan kepada kekasih hatiku yang pertama, ibuku. Kamu adalah yang pertama. Seseorang yang pertama kali mengajarkanku untuk mengepakan sayap, juga seseorang yang mematahkan sayap-sayapku.
Untukmu, wanita yang saat ini terpisah ratusan kilometer denganku.
Kamu ingat tanggal 10 mei , apakah tanggal 10 masih menjadi tanggal yang begitu spesial untuk kita? Setelah tangan perpisahan menyebabkan kita saling menjauh. Setelah kata putus menjadi kesepakatan terbaik untuk kita berdua. Benarkah semua yang kita sepakati adalah yang terbaik?Apakah kaumerasakan bahwa hidupmu jauh lebih baik ketika perpisahan kita terjadi? Apakah hari-harimu masih berjalan normal? Ketika aku tak lagi mengisi hari-harimu? Aku tak menuntutmu untuk
manjawab jika pertanyaanku malah membuatmu seakan-akan terlempar ke masa lalu. Seperti perkataanku dulu, bahwa aku tak akan menyakitimu dengan tanganku, dan aku tidak akan menyia-nyiakan kamu, walaupun perpisahan tetap saja jadi pilihanku dan pilihanmu.
Beberapa minggu ini, aku memang tak tahu kabarmu, bagaimana keseharianmu dan studimu. Tapi, pentingkah hal itu kulakukan? Aku sudah melindungimu dalam kenangan, cukupkah? Aku selalu merindukanmu dalam pikiran, pantaskah? Aku selalu mengaliri hari-harimu dengan doa, masih bolehkah? Ada banyak hal yang membuatku tak bisa melupakan kota S. Ada banyak hal yang dimiliki kota S tapi tak dimiliki kota-kota lainnya. Ada beberapa hal yang selalu kurindukan dari kota itu, salah satunya adalah... senyummu.
Dari mantan kekasihmu Yang sedang menyelamatkan mimpi-mimpinya. Yang masih mencium aroma tubuhmu ditubuhnya Kalau kita masih bersama mungkin tnggal 10 bakalan jadi hari yg spesial ?